Hindari 6 Hal Ini Biar Usaha Sampingan di Rumah Gak Gampang Bangkrut!

Usaha Sampingan di Rumah Gak Gampang Bangkrut!

Usaha Sampingan di Rumah Gak Gampang Bangkrut!
usaha sambilan

 Cukup banyak orang yang sudah punyai tugas masih tetap tetapi tetap ingin buat usaha sambilan di dalam rumah. Umumnya orang yang semacam ini punyai satu dari dua argumen ini untuk membuka usaha sambilan:

  • Ingin penghasilan tambahan karena upah tugas khusus kurang
  • Salurkan hoby/spirit yang tidak tersalurkan di tugas khusus

Misalkan sudah kerja sebagai akun executive dalam suatu kantor besar. Tetapi karena hoby masak, pada akhirnya membuka warung skala kecil.

Atau sudah lama gawe sampai jadi kepala sisi perusahaan. Namun tetap nyambi berjualan beberapa barang keperluan.

Usaha sambilan ini sangatlah baik dilaksanakan entahlah untuk salurkan hoby atau menambahkan penghasilan. Siapa yang tahu justru dari hasil usaha sambilan ini melewati upah dari tugas khusus?

Tetapi, janganlah sampai cuman mikir nikmatnya. Ada resiko yang perlu ditemui agar usaha sampinganmu tidak mudah pailit. Atau justru usaha sambilan itu malah buat pailit keseluruhan.

Bila memang punya niat buat usaha sambilan, seharusnya kita jauhi rutinitas jelek yang dapat buat pailit berikut:


Membuka usaha sambilan dari saat ini hitung-hitung buat latihan. Agar cocok pensiun siap

1. Malas

Kemungkinan ketika akan mengawali usaha semangatnya menggelora ala-ala pejuang tahun '45. Tetapi demikian sudah jalan, semangat merosot. Pada akhirnya justru ogah-ogahan.


Niat buat usaha sambilan ini harus tiba dari dalam hati, tidak cuma iseng. Terkecuali kita membuka usaha ini tanpa modal sedikit juga atau cuma-cuma. Membuka usaha perlu ongkos, kan?

2. Nakal

Usaha sich usaha. Tetapi jika dilaksanakan dengan nakal itu sama juga mengundang musibah. Misalkan membuka warung bakso, ya harus gunakan daging sapi asli, bukan oplosan.


Pokoknya, terbuka saja dalam menjalankan bisnis. Masalahnya, sekali kedapatan nakal oleh konsumen setia, sudah. Gulung alas, gerobaknya sekaligus.

3. Malu

Ada lho, orang yang punyai usaha tetapi malu. Malu berpromosi satu diantaranya. Jika malu, memiliki arti tidak siap maju. Sedapat mungkin jauhi hati malu, malu, semua yang merintangi perkembangan.


Tidak apapun kasih informasi ke teman, famili, atau siapa saja yang dijumpai di jalan jika kita punyai usaha. Asal tidak setiap jam diminta singgah dan membeli barang yang kita jual saja, ya. Justru dapat kabur mereka.

Usaha sambilan itu fleksibel kok, asal kamu dapat membagikan waktu donk ya

4. Tutup diri

Usaha dan pengembangan harus jalan bersebelahan. Walau ini usaha sambilan, tidak berarti pengembangan tidak jalan.


Seharusnya kita buka diri pada perubahan jaman, bukan justru tutup rapat-rapat. Karakter terbuka ini akan bawa kita ke positif dalam bereksperimen. Bila produk yang dipasarkan gitu-gitu saja, alamat konsumen setia akan jemu.

5. Cepat senang

Berbangga itu harus. Tetapi janganlah sampai cepat senang. Demikian tahu hasil usaha sambilan melewati upah tugas masih tetap, langsung putuskan membanting kemudi. Itu wow sekali.


Sebaiknya kita saksikan dahulu, apa hasil usaha sambilan itu konstan. Bisa jadi di bulan ini hasilnya besar, tetapi di bulan selanjutnya roboh. Terkecuali memang tujuannya ingin jadi wiraswasta.


Karena dengan kerja sekalian nyambi, automatis konsentrasi akan terdiri. Bukan mustahil dari hasil ke-2 nya justru tidak optimal karena kita tidak sanggup membagikan fokus.

6. Tidak teratur

Bila telah mempunyai usaha sendiri, seharusnya hasil usaha itu ditata. Uang untuk usaha dipisah dengan uang individu. Ini untuk menahan uang individu terpakai untuk usaha secara tidak menyengaja.


Iya jika upayanya sukses. Jika pailit? Uang individu jadi ke laut.

Buat usaha sambilan ialah ide yang baik di tengah-tengah makin beratnya tuntutan jaman. Tidak cuman untuk memberikan kepuasan kesenangan, tetapi juga untuk menambahkan penghasilan.

Gagasan usaha dapat tiba darimanakah saja asal cermat manfaatkan kesempatan

Apa lagi modal untuk buat usaha dari pemerintahan semakin mudah didapatkan. Misalnya melalui credit usaha micro, kecil, dan menengah.


Utang usaha biasa dari bank banyak juga. Tinggal ditambahkan tabungan sendiri, dapat jalan dech itu usaha. Tetapi ingat, credit itu harus dibayar, ya . Maka, yakinkan gagasan usaha itu masak agar tidak tidak berhasil bayar hutang.

Next Post Previous Post